Pemkot Pasuruan menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) kemarin (20/5) di wilayahnya. Beberapa persiapan dilakukan oleh guru di setiap sekolah. Termasuk wali murid dan pelajar.
SEHARI sebelum pembelajaran tatap muka digelar, beragam persiapan dilakukan. Sekitar pukul 10.00, semua guru di SDN Kandangsapi 2, Kelurahan Kandangsapi, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, tengah sibuk. Beberapa di antaranya memeriksa kelas, kelengkapan protokol kesehatan, dan bersih-bersih halaman.
Jawa Pos Radar Bromo disambut oleh kepala sekolah setempat dan diajak keliling melihat persiapan yang dilakukan sekolah. “Abdul Malik, kepala sekolah,” katanya mengenalkan diri.
Setelah itu, satu persatu ruang kelas ditunjukkan. Ia menerangkan semua persiapan yang sudah dilakukan. Mulai memberikan tanda pada bangku yang boleh diduduki dan dilarang diduduki. Ada juga tempat hand sanitizer dan juga sabun untuk cuci tangan.
“Persiapannya sudah matang. Ini kami persiapkan sejak tiga bulan lalu,” ujarnya.
Tempat cuci tangan sudah disiapkan lama di depan tiap ruang kelas. Dan tempa cuci tangan itu bisa digunakan 24 jam. Selain di depan ruang kelas, dipintu gerbang juga disediakan tempat cuci tangan. Tujuannya, siswa yang datang harus langsung cuci tangan. Begitu juga saat hendak masuk kelas.
Pihaknya juga menyiapkan tim satgas Covid-19 tingkat sekolah. Anggotanya adalah guru dan semua staf di sekolah. Mereka bertugas mengawasi dan juga mendisiplinkan siswa.
“Membentuk tim sebulan lalu. Tugasnya memastikan anak menerapkan protokol kesehatan, pengecekan kesehatan, dan suhu tubuh siswa. Memastikan anak tidak pinjam meminjam alat tulis karena dilarang,” ungkapnya.
Selama PTM, kantin sekolah tidak boleh buka. Lalu, semua pelajar diwajibkan membawa bekal dari rumah yang dimakan saat istirahat.
Begitupun saat pulang. Anak didik tidak boleh pulang barengan. Mereka harus antre. Jaraknya beberapa menit dari anak yang pulang lebih awal. Saat anak pulang, di depan sekolah sudah ada orang tua yang menjemput dan harus langsung pulang.
“Saat datang juga begitu. Kalau sakit tidak boleh masuk. Dia harus pulang dan diperiksakan. Jika ada yang sakit di sekolah, maka kami rujuk ke puskesmas,” jelasnya.
Siswa-siswi SDN Kandangsapi 2 sendiri ada 233 siswa. Dari jumlah itu, hanya sepertiganya yang masuk. Ruang kelasnya sekitar 12 dan 10 ruangan yang digunakan. Setiap anak mendapatkan jatah dua kali PTM selama seminggu.
Panji, salah seorang guru di sekolah itu mengaku, sebagai pendidik tidak ada persiapan khusus yang dilakukan. Yang pasti, ia telah divaksin dua kali.
Untuk pembelajaran, dilakukan dua kali. Pembelajaran tatap muka, baru daring.
“Kalau barengan pastinya kewalahan. Karena itu, di sekolah didahulukan kemudian yang di rumah. Ini yang kami harapkan memang. Kami lebih memilih untuk sekolah tatap muka saja,” katanya.
Tatap muka sendiri tidak serta merta dilakukan. Sebelumnya, disebar kuisoner untuk meminta persetujuan pembelajaran tatap muka dari wali murid. Dari seluruh wali murid, hanya 7 yang menolak. Tetapi, seiring berjalannya waktu mereka yang menolak ternyata menginginkan anaknya masuk juga.
“Ya tidak apa-apa. Kami perkenankan mereka untuk PTM. Yang penting pihak sekolah tidak memaksa siswa tatap muka. Kami menghargai jika memang ada wali murid yang masih khawatir,” jelasnya.
Hal senada diungkap guru SMPN 4 Pasuruan, Arif. Menurutnya, persiapan utama sebagai pengajar yaitu divaksin. Bukan hanya dirinya, tetapi semua guru yang mengajar telah divaksin.
“Insyaallah siap, persiapan mulai dari semua guru sudah divaksin, prasarana Covid-19 telah kami siapkan maksimal,” katanya.
Di SMPN 4, pembelajaran tatap muka diikuti 30 persen dari 532 siswa. Lalu, saat tahun ajaran baru diikuti 50 persen siswa. Ia berharap, semua siswa dapat menerapkan protokol kesehatan. Untuk memastikannya, guru juga nanti memonitoring.
Muhajir, salah seorang wali murid yang anaknya bersekolah di SD Islam Kota Pasuruan di Jalan KH Abdul Hamid mengaku sudah lama ingin digelar pembelajaran tatap muka. Ia pun menyambut baik uji coba belajar tatap muka, asal protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
“Saya sendiri tidak khawatir. Dengan syarat protokol kesehatan ditegakkan betulan. Jangan sampai ada pembiaran saat anak mencopot masker dan berkerumun,” katanya.
Untuk memastikan itu, pihaknya akan memantau penerapan protokol kesehatan saat antar-jemput anaknya. Jika diterapkan betulan, dirinya lega dan tidak khawatir.
“Pastinya saya pantau. Saya ingin memastikan sendiri bahwa anak saya tidak rawan terserang virus,” tuturnya.
Wali murid yang lain, Anas Muslimin menegaskan hal serupa. Menurutnya, ia tidak terlalu khawatir dengan digelarnya uji coba tatap muka di kota. Pria yang menjabat Komisioner Bawaslu Kota Pasuruan itu pun meminta agar tetap ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Yang penting prokes. Mulai pakai masker, jaga jarak, dan lain sebagainya. Ini harus diterapkan,” katanya.
Sesuai dengan arahan guru di SDN Pekuncen tempat anaknya menimba ilmu, siswa-siswi diminta membawa hand sanitizer sendiri, alat tulis sendiri, dan tidak boleh saling pinjam. Dia pun menyiapkan semua kebutuhan anaknya.
“Yang pasti orang tua menyiapkan sesuai kebutuhan dan arahan guru. Kami berharap berjalan lancar,” ungkapnya. (sid/fun)
Sumber asli Radar Bromo: https://radarbromo.jawapos.com/features/21/05/2021/begini-persiapan-guru-wali-murid-menjelang-pembelajaran-tatap-muka/